Asal Usul Batik Jogja yang Perlu Diketahui, Tak Sekedar Goresan Malam Tapi Penuh Filosofi

Jogja, menjadi sebuah kota di Indonesia yang sampai saat ini masih menjaga kebudayaannya, termasuk batik. Kalau kalian berkunjung ke Jogja, tidak akan sulit menemukan penjual batik di setiap jalanan kota. Hal yang juga menarik ditelisik tentang batik, bukan hanya soal motifnya tetapi juga asal usul Batik Jogja itu sendiri.

Ya, konon katanya, batik Jogja merupakan jenis batik eksklusif yang muncul berkaitan dengan kebangkitan Kerajaan Mataram Islam pada masa Panembahan Senopati di bumi pulau Jawa. Seperti apa kisahnya? Yuk simak cerita tentang asal usul batik Jogja berikut ini untuk menambah khasanah pengetahuan kamu!
1706616917831.jpeg

Asal Usul Batik Jogja – Goresan Malam yang Penuh Filosofi

Lahirnya batik Jogja tidak terlepas dari sejarah kebangkitan Kerajaan Mataram Islam yang dibangun oleh Panembahan Senopati.

Pada masanya, ketika berjuang mendirikan dan mengembangkan Kerajaan Mataram Islam, Panembahan Senopati suka melanglang buana dan melakukan pertapaan. Selama perjalanan itu, ia seringkali melihat landscape alam yang indah, bunga – bunga bermekaran sempurna, dan deburan ombak yang berbaris menghantam tebing dan bebatuan karang.

Semua itu akhirnya mengilhaminya untuk menciptakan sebuah pola batik yang dikenal berasal dari Jogja yaitu batik parang. Motif itu juga yang kemudian menjadi salah satu motif khas dari busana Mataram pada masanya. Motif itu dikenal menjadi sebuah simbol kedamaian hati, ketentraman, dan keindahan alam yang harus dijaga oleh setiap insan manusia.

Lalu di tahun 1755 ketika terjadi Perjanjian Giyanti, perjanjian tersebut memecah Kesultanan Mataram menjadi dua yaitu Kasunanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Akhirnya, seluruh harta kerajaan yang ada pun termasuk warisan budaya, di bagi menjadi dua untuk dua wilayah yang terpecah tersebut.

Khusus kelengkapan busana keraton Mataram, termasuk juga batik, seutuhnya menjadi kepemilikan dari Kasunanan Yogyakarta yang sekarang lebih kita kenal sebagai Keraton Yogyakarta atau Keraton Jogja. Keraton Jogja sampai sekarang masih mempertahankan warisan budaya tersebut, baik dari segi motif atau pun warnanya. Warisan budaya itulah yang kemudian menjadi cikal bakal dari lahirnya batik khas Jogja.

Awalnya, penggunaan batik hanya terbatas untuk warga di lingkungan keraton saja. Kegiatan membatik bahkan sudah menjadi bagian dari pendidikan putri bangsawan di dalam tembok keraton saat itu. Teknik membatik yang rumit, sampai pengenalan estetika batik paling halus, menjadi bentuk pendidikan olah rasa, olah kesabaran, olah kedisiplinan, dan ketekunan bagi putri bangsawan keraton.

Namun lambat laun, karena pekerjaan membatik dirasa memakan waktu lama, kegiatan tersebut ‘diperbolehkan’ untuk diajarkan kepada abdi dalem perempuan, dan berlanjut diajarkan kepada warga di luar keraton.

Akhirnya, kegiatan membatik pun semakin meluas, batik tidak hanya bisa dinikmati warga bangsawan di dalam ruang lingkup keraton melainkan juga bisa dinikmati masyarakat secara umum, dan bahkan menjadi budaya Jogja yang bisa kita nikmati sampai hari ini.

Pemakaian Batik Di Era Modern

Meski tren fashion semakin berkembang, namun batik sebagai warisan budaya Jogja tetap dipertahankan. Karena itu sejak tahun 2000-an, cukup banyak sekolah di Jogja menetapkan hari – hari tertentu agar siswa dan guru – gurunya menggunakan batik khas Jogja.

Batik tak hanya digunakan terbatas oleh kelompok tertentu saja, melainkan sudah dapat dinikmati setiap orang. Bahkan kini, batik juga sudah menjadi sebuah cendera mata yang bisa dibeli oleh turis asing yang berkunjung ke Indonesia.

Batik Jogja sendiri terkategori sebagai batik klasik dengan beberapa ciri khas yang membedakannya dengan batik modern dan batik dari daerah lain yaitu warna dasar kain yang digunakan, warna batik, dan motif batik yang digoreskan pada kain.

Warna dasar kain yang menandakan batik tersebut adalah batik Jogja klasik adalah putih dan hitam. Sementara warna batik yang biasanya menandai batik Jogja klasik adalah putih, cokelat sogan, dan biru tua kehitaman.

Motif batik Jogja klasik pun beragam, terdiri atas :​
  • Batik motif parang​
  • Batik motif banji​
  • Batik motif geometri​
  • Batik motif tumbuhan menjalar​
  • Batik motif tumbuhan air​
  • Batik motif bunga​
  • Batik motif satwa alam dan lainnya.​
Demikian sedikit informasi yang kami dapat bagikan terkait asal usul Batik Jogja. Semoga informasi yang kami sampaikan kali ini dapat menjadi khasanah ilmu yang memperluas pengetahuan sejarah kita khususnya yang berkaitan dengan Daerah Istimewa Jogja.​
 
Back
Atas.