Ditengah musibah wabah Virus Corona yang hampir disetiap wilayah di Indonesia tentunya tantangan pengembangan usaha baik dalam cakupan makro maupun mikro, Eksistensi pelaku usaha kian semakin menyulit. Hal ini tentu menjadi masalah tersendiri yang patut diatasi secara serius. Atas dasar problematika sosial kajian sederhana kiranya perlu dipertimbangkan sebagai salah satu upaya solutif dari masalah.
Seperti yang dirasakan Wahyudi, seorang pelaku usaha Roti Bakar di Kelurahan Tahunan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta.Menurutnya” Dampak kebijakan publik akibat pandemi Covid-19 sangatlah besar bagi kelangsungan usaha, hal tersebut dari sisi penghasilan dan cakupan tempat berdagangnya yang tiap harinya mendapat hasil yang kurang memuaskan, Jika pada saat sebelum pandemi biasanya dari hasil dagangan roti bakarnya dapat meraup keuntungan pada kisaran antara Rp.200.000 sampai Rp.300.000,’ bahkan dapat lebih dari itu.Namun setelah datangnya pandemi pendapatan menurun drastis dari biasanya,”kata Wahyudi.
Hal ini merupakan salah satu tantangan yang secara garis besar membuktikan bagaimana kita harus bertahan, kita menghadapi realita seperti ini sebagai pelaku usaha atau seorang enterpreneur, Inovasi merupakan salah satu alternatif yang pada tempatnya tentu mampu mengelola dan mengadaptasikan berbagai pola kehidupan baru tersebut,”tambahnya.
Kemajuan Teknologi dan perkembangan pola kehidupan sosial masyarakat,memetakan potensi SDM dalam kelompok tertentu.Salah satunya ialah kelompok sosial masyarakat yang menjalani hidup sebagai pelaku bisnis atau usaha. Pemetaan tersebut tentunya memerlukan dasar dan pemahaman yang sesuai dengan pola pikir keseharian pelaku usaha itu sendiri.
Terang Wahyudi’ seorang pelaku usaha yang merasakan dampak pandemi virus Corona, bahwa inovasi dimulai dengan mengembangkan kreativitas dalam artian untuk memahami pola kehidupan sosial masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan bidang usaha yang kita miliki.
Jika pergerakan atau mobilitas tidak dapat dilakukan, tentu saja interaksi dalam sebuah komponen usaha itu sulit dijalankan. Apa yang harus dilkukan jika hal tersebut terus terjadi selama pandemi ini?, Jawabannya ada pada diri kita sendiri.
Seperti yang dirasakan Wahyudi, seorang pelaku usaha Roti Bakar di Kelurahan Tahunan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta.Menurutnya” Dampak kebijakan publik akibat pandemi Covid-19 sangatlah besar bagi kelangsungan usaha, hal tersebut dari sisi penghasilan dan cakupan tempat berdagangnya yang tiap harinya mendapat hasil yang kurang memuaskan, Jika pada saat sebelum pandemi biasanya dari hasil dagangan roti bakarnya dapat meraup keuntungan pada kisaran antara Rp.200.000 sampai Rp.300.000,’ bahkan dapat lebih dari itu.Namun setelah datangnya pandemi pendapatan menurun drastis dari biasanya,”kata Wahyudi.
Hal ini merupakan salah satu tantangan yang secara garis besar membuktikan bagaimana kita harus bertahan, kita menghadapi realita seperti ini sebagai pelaku usaha atau seorang enterpreneur, Inovasi merupakan salah satu alternatif yang pada tempatnya tentu mampu mengelola dan mengadaptasikan berbagai pola kehidupan baru tersebut,”tambahnya.
Kemajuan Teknologi dan perkembangan pola kehidupan sosial masyarakat,memetakan potensi SDM dalam kelompok tertentu.Salah satunya ialah kelompok sosial masyarakat yang menjalani hidup sebagai pelaku bisnis atau usaha. Pemetaan tersebut tentunya memerlukan dasar dan pemahaman yang sesuai dengan pola pikir keseharian pelaku usaha itu sendiri.
Terang Wahyudi’ seorang pelaku usaha yang merasakan dampak pandemi virus Corona, bahwa inovasi dimulai dengan mengembangkan kreativitas dalam artian untuk memahami pola kehidupan sosial masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan bidang usaha yang kita miliki.
Jika pergerakan atau mobilitas tidak dapat dilakukan, tentu saja interaksi dalam sebuah komponen usaha itu sulit dijalankan. Apa yang harus dilkukan jika hal tersebut terus terjadi selama pandemi ini?, Jawabannya ada pada diri kita sendiri.