Artikel ini bersumber dari apa yang dialami penulis tanpa ada tambahan dan pengurangan. Tujuan dibuat tulisan ini adalah untuk berbagi pengalaman kepada Warga Jogja khususnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan terutama bagi warga yang baru pertama kali akan membeli rumah. Penulis tidak bermaksud kepada para pembaca untuk mengajak, mempengaruhi, melakukan dan memutuskan sesuatu hal. Terhadap apa yang Anda baca di artikel ini, silahkan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Diawali sekitar bulan Oktober tahun 2019, kami sekeluarga berminat mencari rumah untuk tempat tinggal sebelum kontrakan kami habis masa kontraknya. Kami mencari rumah di perumahan sistem cluster dan one gate system dengan pertimbangan agar lebih aman karena dijaga oleh security 24 jam.
Awalnya kami ingin mencari rumah di Jogja Kota, agar dekat apabila ingin ke kota. Hampir semua perumahan yang kami dapatkan mempunyai harga diatas 1 miliar rupiah. Pengembang Merapi Arshita Graha yang mempunyai project perumahan di jalan kabupaten, Sleman malah harganya mencapai 1,5 miliar. Ada juga perumahan yang berada di Jogja Utara dengan lokasi sekitar Jalan Kaliurang dan Condongcatur juga mempunyai harga diatas 1 miliar.
Harapan untuk memiliki rumah di Kota pupus sudah. Kamipun mulai mencari rumah dengan harga kisaran 400 jutaan di sekitar Bantul, Yogyakarta. Ada beberapa pilihan pengembang perumahan yang ada di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Beberapa perumahan dengan harga miring mempunyai lokasi yang cukup jauh dengan jalan besar. Jalan besar yang dimaksud disini adalah jalan dengan lebar 3,5mx2 atau jalan dengan 2 jalur dan 1 lajur.
Tentunya tidak hanya akses jalan yang tidak begitu lebar, lokasi perumahan sebut saja perumahan Villa Gardenia yang mempunyai harga mulai dari 500 jutaan mempunyai lokasi yang agak jauh kedalam. Kemudian ada juga perumahan Kasongan Residence dengan harga berkisar 500 jutaan berlokasi di Kasongan, Bantul kami juga tidak sreg.
Setelah mencari kesana kemari, kami menemukan satu perumahan dengan pengembang Sumber Baru Land yang bisa kita singkat menjadi SBL, yang menurut beberapa sumber yang kami dapatkan pengembang ini cukup besar di Jogja. Lihat saja baliho yang ada di perempatan ring road sebelum lapangan Kasihan, ukuran balihonya lebih besar dibandingkan pesaing.
Kamipun mencari tau perumahan yang ada di Pondok Permai Taman Tirta 3, begitu masuk kami langsung terkesima dengan lingkungan perumahan ini. Setelah mencoba menghubungi salah satu mbak sales bernama Mbak Rima dengan Managernya Bu Maria dari SBL untuk menanyakan ketersediaan rumah. Ternyata sudah tidak ada kavling yang masih tersedia. Semua sudah laku. Hanya tersisa rumah bekas yang lama tidak dipakai dengan kondisi seadanya. Kamipun tidak tertarik karena jika membeli kami harus mengeluarkan uang lagi untuk merenovasi rumah tersebut.
Akhirnya kami memutuskan untuk membeli salah kavling di Pondok Permai Taman Tirta 2 dengan sistem indent alias masih berupa kavling kosong. Jadi harus menunggu proses pembangunan. Kami menggunakan pembelian rumah dengan pembiayaan Bank / KPR (Kredit Kepemilikan Rumah). Proses KPR sendiri sudah berhasil kami selesaikan di bulan Desember.
Nah beberapa hal pengalaman dan keluhan akan kami tuliskan dibawah ini beserta beberapa tips di setiap poin-poinnya. Sebagai bukti kami akan menyebutkan tanggal kejadian apabila masih tercatat karena beberapa kejadian tidak kami catat, juga akan kami berikan foto-foto pendukung
1. Sekitar bulan desember atau januari sebagai ketentuan dari SBL yaitu rapat Aanwijzing atau rapat penjelasan. Di rapat ini berguna untuk memberikan pemahaman kepada calon pembeli mengenai spesifikasi bangunan, hak dan kewajiban SBL dan calon pembeli, ketentuan-ketentuan seperti ketentuan garansi, tanda tangan kesepakatan sampai dengan rencana peletakan batu pertama, dan hal-hal lain yang perlu disampaikan.
2. Sesuai kesepakatan di aanwijzing bahwa peletakan batu pertama menunggu informasi dari kami sebagai owner. Ya maklum kami sebagai orang jawa harus melihat kalender jawa untuk mencari hari yang baik. Ternyata beberapa hari kami cek ke lokasi, pondasi sudah berdiri. Jadi ini adalah omong kosong dari SBL yang pertama. Apa yang dikatakan tidak bisa dipegang, tidak bisa dipercaya.
3. Kami mulai memantau setiap pekerjaan di lapangan, kami ingin memastikan bukan hanya finishing rumah saja yang bagus tapi struktur bangunannya juga harus benar. Beberapa hal yang menurut kami aneh, kami konsultasikan ke beberapa kerabata yang memang bidangnya pembangunan rumah, developer perumahan, desain rumah, dan yang bergerak di bidang teknik sipil. Kami menemukan pekerjaan balok sloof beton yang ada diatas pondasi tidak dikerjakan dengan sempurna. Balok sloof itu seharusnya dicor lurus sejajar dengan denah ruang. Tapi yang di lapangan belok sana sini (foto menyusul). Akhirnya kami minta untuk bongkar semua, lalu dijawab oleh SBL dalam hal ini diwakili oleh bpk yanuar sebagai manager teknik bahwa dibongkar yang menurut SBL perlu dibongkar. Lalu dia cek ke lapangan, dan akhirnya dibongkar semua juga kan.
4. Sesuai kesepakatan bahwa pintu belakang rumah adalah pintu yang dibuka kedalam bukan dibuka keluar seperti pada denah (gambar denah menyusul). Ternyata pembangunan pintu dipasang dengan dibuka keluar. SBL hanya berjanji minggu depan, 2 minggu lagi, bulan depan, menunggu rumah sebelah memasang pintu agar dibarengkan, dan janji-janji lain sampai kami lelah menagih kepada SBL bpk norma. Sampai sekarang tidak diganti. Ini adalah omong kosong SBL yang kedua.
5. Selesai proyek dan serah terima tentu kami perlu canopy depan agar mobil tidak panas. Kalau di pengembang Merapi Arsita Graha dipersilahkan menambah pembangunan canopy atau tutup carport mobil. Tapi luar biasanya di SBL menghanguskan garansi. Agar garansi bangunan tidak hangus maka pembuatan carport harus menggunakan pemborong yang membangun rumah ini. Dan sudah pasti harganya melebihi harga pasaran. Akhirnya dengan ketidaktahuan kami, kami memyetujui tanpa kesepakatan tertulis dengan pemborong dalam hal ini diwakili oleh bpk marsono. Harga canopy pasaran yang kami dapatkan Rp 350rb per meter persegi sedangkan harga penawaran dari bpk marsono Rp 425rb per meter. Luar biasa. Akhirnya disepakati lisan Rp 380rb dengan tetap menggaransi bangunan.
Ternyata pada bulan Desember rumah kami bocor seiring dengan musim hujan yang semakin intens. Dan kami menghubungi bpk marsono selaku pemborong dan tidak bisa dihubungi. Lalu kami mencoba menghubungi tukangnya pak marsono dan tukangnya memperbaiki hanya dengan semen. Taukah anda seluruh sambungan atap kami yang dari semen seluruhnya retak. Metode perbaikannya seharusnya menggunakan material khusus yang lentur dan tahan cuaca panas. Jadi hanya diperbaiki seadanya dengan semen. Dan sudah pasti tetap bocor. Kami mencoba menghubungi bpk norma ternyata beliau cuci tangan (bukti chat msnyusul).
Kami komplain ke pak norma sudah dari tgl 22 november 2020 dan sampai tgl 17 desember masih belum direspon oleh SBL. Dan kami sangat kecewa dan emosi dan kami katakan akan kami perbaiki sendiri karena sudah malas untuk minta diperbaiki. Sampai akhirnya tiba-tiba sudah disemen lagi tentunya menggunakan semen lagi.
Karena tetap bocor ya sudah kami perbaiki sendiri dengan material khusus dari produk sika.
Rumah diserahterimakan pada bulan september 2020 dan bulan desember rumah sudah bocor. Pada bulan januari tanggal 10 rumah kami bocor kembali di lokasi berbeda dengan cukup deras yang menyebabkan springbed menjadi basah.
Jadi pada hari minggu tanggal 10 januari kami naik bersama tukang untuk melihat bocor yang cukup deras....
6. Jika diperhatikan dengan seksama, ada beberapa detail pekerjaan yang kurang rapi. Seperti nut keramik yang belum diisi pada keramik dapur, pemasangan kran air kamar mandi yang masih goyang, gagang pintu yang kendor, jendela yang sulit dibuka, dan masalah minor lainnya. Ini salah satu kesalahan kami karena tidak teliti memeriksa saat serah terima rumah.
7. Baru 4 bulan serah terima, tembok retak, rumah bocor, lantai carport retak dan hancur (foto terlampir)
8. Alangkah baiknya pengembang itu dapat memberikan saran bagaimana penataan ruangan yang baik dari sisi arsitektur. Anggap saja itu bonus pembelian rumah dengan memberikan konsultasi gratis. Karena seringkali denah rumah yang disodorkan oleh pengembang tidak sesuai selera pembeli. Konsultasi gratis ini tidak kami dapatkan dari SBL. Mohon maaf, orang tekniknya begitu dingin, tidak ramah.
9. Pada saat kami naik ke atas genteng untuk memperbaiko sendiri kebocoran, ternyata rumah belakang milik tetangga atapnya juga banyak tambalan. Sepertinya rumah yang lain juga akan bocor, hanya tinggal menunggu waktu karena disetiap pertemuan genteng kerpus hanya semen biasa tanpa dilapis pelapis anti bocor. Jadi sudah pasti retak. Di rumah kami di semua pertemuan genteng, mengalami keretakan. Tidak ada yang tidak retak (foto dibawah).
Carport hancur
Carpot hancur
Carport hancur
Bocor dikamar cukup deras sampai kasur basah.
Bocor dikamar cukup deras
Tembok retak. Baru juga serah terima 4 bulan sudah retak. Padahal tidak ada gempa.
Tembok retak.
Tetesan air dari atap bocor membentuk lingkaran di plafon.
Atap bocor
Atap bocor
Atap bocor
Bersambung dibawah
Terakhir diedit: