Monumen PHB AURI Saksi Bisu kemerdekaan RI
Ternyata di Gunungkidul ada monumen yang menjadi saksi bisu kemerdekaan Republik Indonesia. Monumen tersebut berdiri pada bagian plataran terdapat tubuh besar peringatan berdiri sebagai tetenger dengan tulisan stasiun radio AURI PC 2. Pada sudut lain terdapat plang dengan tulisan monumen PHB AURI.
Rumah sederhana yang mempunyai usia lebih dari setengah abad merupakan saksi bisu pada masa perjuangan para pejuang untuk kemerdekaan RI. Dari sini eksistensi Republik Indonesia sebagai negara yang berdaulat tersebar ke seluruh dunia.
Dahulu rumah ini milik petani bernama Pawirosetomo, dan saat ini cucunya yang bernama Soeroso menjaga bangunan bersejarah tersebut. Soeroso mengatakan bahwa rumah tersebut pernah dijadikan sebagai stasiun radio PC 2 AURI.
Sejarah Monumen
Proses siaran dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, selalu di malam hari. Dulu alat siar disembunyikan pada ruang bawah tanah dapur dan ditutupi dengan kayu bakar. Untuk pemancarnya disembunyikan di sekitar dua pohon kelapa. Menurut Soeroso hal ini bertujuan untuk menghindari patroli para pasukan Belanda. Terlebih pada masa tersebut sedang terjadi masa Agresi Militer II, Di mana kota Yogyakarta pernah dijajah.
Para pejuang yang bertahan memilih untuk menyingkir keluar daerah. Maka dari itu stasiun radio didirikan untuk berkomunikasi dengan para pejuang serta menggambarkan situasi Republik pada masa itu. 1 Maret 1949 pejuang menyerbu kota Yogyakarta pada serangan umum serta berhasil menduduki kota Yogyakarta.
Kabar ini disiarkan melalui PC 2 AURI di Banaran, hingga didengar dan diterima mancanegara. Siaran tersebut diterima wilayah Sumatera barat lalu ke Aceh hingga tersiar dengan internasional. Karena informasi tersebut posisi Indonesia diketahui masih kuat.
Pada masa tersebut Belanda berusaha untuk memberitahu dunia bahwa Republik Indonesia telah tiada dan kembali dikuasai para Belanda. Pada sidang PBB tanggal 7 Maret 1949 banyak perwakilan negara yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Kabar tersebut disambut dengan meriah oleh para rakyat Indonesia.
Saat ini rumah tersebut dihibahkan ke AURI sebagai museum dan monumen peringatan. Monumen PHB AURI sering dikunjungi para pelajar hingga wisatawan.