Pertempuran yang dilakukan dengan semangat membara tersebut menjadikan inspirasi pada pertempuran-pertempuran lainnya di berbagai daerah. Hal itu meliputi dengan Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta yang mendapatkan dukungan Sri Sultan HB IX.
Teladan Penting KH Hasyim Asy’ari dan Sri Sultan HB IX
Hal yang yang diungkapkan oleh anggota DPD RI dan MPR RI Dr H Hilmy Muhammad MA dalam acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI. Acara tersebut sekaligus dalam Peringatan Hari Pahlawan Nasional yang bertajuk “Mencintai Tanah Air, Meneladani Pahlawan Bangsa”. Berlangsungnya acara tersebut di Kompleks Nurussalam Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta, Jum'at (12/11/2021) siang.
Menurut Gus Hilmy, kedua tokohnya memperlihatkan perjuangan tidak selalu berhubungan dengan pertempuran serta unjuk senjata. Bahkan seperti KH Hasyim Asy’ari yang berjuang di ranah agama. Berbeda dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang berjuang di arena perundingan, strategi politik, dan negosiasi.
Pada konteks yang berbeda, Gus Hilmy menyebut pejuang lainnya dalam bidang seni adalah Usmar Ismail. Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya atas kiprah dan sepak terjangnya. Hal itu karena memajukan perfilman di Indonesia, setelah 50 tahun wafatnya. Tentunya tidak pernah berpikir akan memperoleh gelar kepahlawanan.
Gus Hilmy mengatakan bahwa tidak menjadikan masalah, apabila memiliki keinginan atau cita-cita. Hal paling penting untuk selalu berusaha agar bermanfaat bagi orang lain, lingkungan, dan semesta alam. Pada acara tersebut turut hadir KH Fairuzi Afiq Dalhar, Dr H Rifqi Muhammad Fatkhi MA , dan Khotimatul Khusna SAg.
Ketiga pembicaranya menyampaikan mengenai keteladanan para tokoh atau pahlawan. Tentunya dalam perspektif masing-masing. Kiai Fairuzi juga menyampaikan bahwa kecintaan kepada tanah air dengan teladan Nabi Muhammad.
Sedangkan untuk pahlawan perempuan dari masa lalu hingga saat ini disampaikan oleh Khotimatul Khusna. Menurutnya, masyarakat tidak hanya melihat bahwa pahlawan hanyalah laki-laki. Kiai Rifki sebagai pembicara penutup yang menyebut pahlawan lainnya, yaitu K.H. Wahab Chasbullah.
Mbah Wahab merupakan Bapak atau Ulama Peradaban, bersama dengan Mbah Hasyim Asyari dan kiai-kiai lainnya seangkatannya. Tidak hanya KH Hasyim Asy’ari dan Sri Sultan HB IX yang menjadi teladan bagi masyarakat. Hal paling penting bahwa perjuangan tidak selalu berkaitan erat dengan pertempuran serta unjuk senjata.