Yogyakarta yang terkenal sebagai kota budaya dan kota pelajar, belakangan ini terusik dengan fenomena klitih. Klitih merupakan istilah yang merujuk pada suatu aksi kriminal yang dilakukan oleh sekelompok remaja. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai fenomena klitih di Jogja.
1717212717429.png

Pengertian dan Sejarah Klitih

Menurut Sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada, Drs. Soeprapto, S.U, klitih berasal dari kata berbahasa Jawa yaitu klitah-klitih. Pada dasarnya, istilah klitih merujuk pada aktivitas yang bersifat positif. Hal ini dikarenakan klitih berarti mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat. Contohnya yaitu jalan-jalan, membaca, dan lain-lain.

Perkembangan zaman mengakibatkan terjadinya pergeseran makna klitih menjadi suatu hal yang negatif. Saat ini, klitih selalu dikaitkan dengan aksi kriminalitas yang dilakukan dua orang atau kelompok tertentu. Pelaku klitih umumnya membawa senjata berupa pedang, parang, atau senjata tajam lain.

Sejarah klitih berawal pada tahun 2007 hingga 2009 di Yogyakarta. Pada waktu itu, pemerintah Yogyakarta membuat berbagai kebijakan yang menyangkut tentang aktivitas tawuran. Pelajar yang melakukan tawuran akan dikembalikan pada orang tuanya.

Kebijakan ini akhirnya membuat pelajar merasa bosan karena tidak ada kegiatan. Oleh karena itu, para pelajar mencari kegiatan lain yaitu berkeliling kota dengan mengendarai sepeda motor. Tidak hanya itu, mereka juga mencari musuh secara acak. Umumnya, target yang diincar adalah sesama pelajar.

Ciri-Ciri Klitih

1717212757893.png
Merujuk dari jurnal yang berjudul ‘Keterbukaan Pelaku Klitih dengan Sahabatnya di Yogyakarta’ karya Garry Dwi Ardhian, klitih biasanya dilakukan oleh pelajar atau remaja. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga melakukannya. Berikut adalah ciri-ciri klitih yang perlu Anda pahami.

Klitih biasanya dilakukan oleh beberapa orang. Umumnya berboncengan menggunakan kendaraan bermotor.
  • Aksi klitih biasanya dilakukan mulai dari tengah malam hingga dini hari.
  • Biasanya pelaku klitih berada di tempat-tempat yang identik dengan anak muda. Contohnya yaitu warung kopi, warung bubur kacang ijo, serta tempat-tempat tongkrongan lainnya.
  • Pelaku klitih biasanya melancarkan aksinya di daerah-daerah sepi.
  • Pelaku klitih umumnya membawa senjata tajam berupa pisau, pedang, golok, hingga gir sepeda motor yang sudah dimodifikasi.

Tujuan Klitih

1717212783454.png
Menurut jurnal yang berjudul ‘Keterbukaan Pelaku Klitih dengan Sahabatnya di Yogyakarta’ karya Garry Dwi Ardhian, klitih dilakukan tanpa adanya sebab yang jelas. Sebagian besar pelaku klitih menargetkan korban yang tidak disukai oleh seseorang atau kelompok tertentu.

Namun, tidak sedikit juga target klitih yang merupakan orang tidak dikenal. Berikut adalah beberapa tujuan klitih yang sering dilakukan oleh pelajar atau remaja:
  • Sebagai upaya balas dendam atau wujud kebencian pada suatu kelompok atau individu tertentu.
  • Sebagai aktivitas untuk mengisi waktu luang.
  • Sebagai upaya untuk melukai fisik korban tanpa adanya alasan yang jelas.
  • Sebagai pembuktian untuk menunjukkan eksistensi dan kekuatan pelaku klitih.

Penyebab Terjadinya Klitih

1717212805114.png
Menurut jurnal penelitian yang berjudul ‘Faktor-Faktor Determinasi Perilaku Klitih”, munculnya agresivitas pada remaja menjadi salah satu penyebab timbulnya perilaku klitih. Pelaku klitih adalah sekumpulan remaja atau pelajar yang memiliki kesamaan hobi dan kegiatan. Para remaja ini mendapatkan rasa nyaman dan kecocokan pada kelompok klitih.

Penyebab terjadinya klitih berikutnya yaitu adanya pengaruh dari teman atau remaja sebaya lain. Pengaruh ini menjurus pada arah yang negatif seperti kenakalan, narkoba, serta pergaulan bebas. Pelaku klitih biasanya melakukan kekerasan agar bisa diakui oleh kelompok.

Jika dilihat dari aspek hubungan antar kelompok, seorang remaja akan memiliki reputasi yang bagus apabila berhasil melukai orang di jalan. Dengan begitu, remaja tersebut akan disegani oleh teman satu geng atau teman tongkrongan.

Dari sudut pandang latar belakang keluarga, ketidakharmonisan kondisi rumah tangga juga dapat menjadi penyebab perilaku remaja yang menjurus ke klitih. Remaja yang tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari keluarga berpotensi untuk bergabung dalam kelompok pelaku klitih.

Adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga memberikan pengaruh pada psikologis seorang anak. Saat beranjak dewasa, anak tersebut menjadi susah berpikir jernih sehingga kesulitan untuk mengontrol emosinya. Tidak adanya sosok yang dijadikan panutan juga menjadi salah satu penyebab timbulnya agresivitas dan ketidakmampuan mengontrol emosi.

Faktor-faktor yang Berperan dalam Fenomena Klitih di Jogja

1717212827633.png
Untuk lebih memahami mengapa klitih terjadi, perlu melihat berbagai faktor penyebab yang berkontribusi terhadap munculnya perilaku ini. Berikut adalah beberapa faktor yang berperan dalam fenomena klitih di Jogja.

1. Pengaruh Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial tempat remaja tumbuh dan berkembang memegang peran penting dalam pembentukan perilaku mereka. Kurangnya pengawasan orang tua dapat mendorong remaja untuk terlibat dalam kegiatan kriminal seperti klitih. Lingkungan yang kurang nyaman dan penuh dengan konflik juga dapat mempengaruhi mentalitas remaja, membuat mereka lebih rentan terlibat dalam tindak kekerasan.

2. Kurangnya Pengawasan Orang Tua

Pengawasan orang tua yang kurang dapat menjadi salah satu penyebab utama munculnya klitih. Remaja yang tidak mendapatkan perhatian dan bimbingan yang cukup dari orang tua mereka cenderung mencari pengakuan dan identitas di luar rumah. Mereka sering kali dengan bergabung dalam kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh negatif. Ketidakpedulian dan ketidakmampuan orang tua untuk mengawasi dan membimbing anak-anak dapat meningkatkan potensi terjadinya perilaku yang menyimpang.

3. Pengaruh Teman Sebaya

Tekanan dari teman sebaya atau peer pressure adalah faktor berikutnya yang dapat mendorong terjadinya klitih. Remaja sangat mudah dipengaruhi oleh teman sebaya. Jika mereka bergaul dengan kelompok yang memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan atau tindakan kriminal, kemungkinan besar mereka akan terpengaruh untuk mengikuti perilaku tersebut. Klitih sering kali dilakukan sebagai cara untuk menunjukkan keberanian dan mendapatkan pengakuan dari kelompok.

4. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi yang sulit juga dapat berujung pada munculnya klitih. Remaja dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang kurang mampu mungkin merasa terdesak untuk mencari jalan keluar dari kesulitan mereka melalui cara-cara yang tidak benar. Mereka mungkin melihat tindakan kriminal sebagai cara cepat untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan, meskipun dengan risiko tinggi.

5. Pendidikan yang Kurang

Akses yang terbatas terhadap pendidikan berkualitas dapat membuat remaja kurang memiliki pemahaman tentang nilai-nilai moral dan etika. Kurangnya pendidikan juga membatasi peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga mereka lebih rentan terjerumus dalam kegiatan kriminal. Pendidikan yang baik tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademis, namun juga membentuk karakter dan kepribadian yang baik.

6. Pengaruh Media Sosial

Media sosial juga dapat berpengaruh pada terhadap perilaku remaja. Konten-konten yang menampilkan perilaku kriminal sebagai sesuatu yang keren atau heroik dapat mempengaruhi cara pandang remaja terhadap kekerasan. Mereka mungkin meniru apa yang dilihat di media tanpa memahami konsekuensi dari tindakan tersebut.

7. Kurangnya Aktivitas Positif

Kurangnya fasilitas dan program yang menyediakan aktivitas positif bagi remaja dapat membuat mereka mencari hiburan dan kegiatan di tempat yang salah. Kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, seni, dan program pemuda lainnya dapat menjadi alternatif yang sehat dan konstruktif bagi remaja untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan keterampilan mereka.

Tips Menghindari Klitih

Klitih merupakan fenomena yang sangat meresahkan terutama bagi Masyarakat Yogyakarta. Aksi kriminalitas ini menjadi ancaman serius bagi keselamatan warga. Untuk mengurangi risiko fenomena klitih di Jogja, Anda bisa menerapkan tips berikut ini:

1. Selalu Waspada dengan Keadaan Sekitar

Agar dapat terhindar dari kejahatan klitih, Anda harus selalu waspada dengan keadaan sekitar. Saat sedang sendirian berjalan atau berkendara di malam hari, hindari menggunakan gadget. Usahakan untuk selalu fokus pada jalan dan keadaan sekitar.

2. Hindari Bepergian Sendiri

Apabila ingin pergi ke suatu tempat di Yogyakarta dengan jarak yang jauh atau belum pernah Anda kunjungi sebelumnya, maka sebisa mungkin tidak bepergian sendiri. Berada di lokasi yang tidak Anda kenali dan bepergian sendirian memiliki risiko besar menjadi sasaran klitih.

3. Lewati Rute yang Ramai dan Terang

Tips menghindari klitih yaitu usahakan untuk memilih rute yang ramai dan memiliki penerangan memadai. Meskipun jalur yang ramai dan terang tergolong cukup jauh, Anda tidak perlu merasa rugi. Lebih baik melewati jalur tersebut daripada melewati area sepi dan gelap sehingga rawan terkena klitih.

4. Hindari Menggunakan Perhiasan Secara Berlebihan

Apabila menggunakan perhiasan secara berlebihan, maka berpotensi untuk mengundang tindak kejahatan. Barang-barang mahal seperti perhiasan, smartphone, dan sejenisnya sebaiknya tidak dikeluarkan. Hanya keluarkan barang-barang tersebut apabila dibutuhkan. Usahakan untuk tampil sesederhana mungkin untuk menjaga diri.

5. Gunakan Jenis Tas yang Aman

Jenis tas yang Anda gunakan juga menjadi salah satu faktor penting agar terhindar dari aksi kejahatan. Tas yang tipis dan mudah dibuka adalah jenis yang sangat tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko kehilangan barang.

Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan tas dengan bahan yang tebal dan tertutup rapat. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati saat membawa tas. Jika hanya menenteng dengan satu tangan, maka tas tersebut akan lebih mudah direbut oleh pelaku kejahatan.

Lebih baik posisikan tas pada bagian depan tubuh agar mudah diawasi. Jangan sampai barang berharga Anda hilang hanya karena cara membawa tas yang kurang tepat.

6. Pastikan Smartphone Siap Digunakan

Apabila Anda berada dalam situasi yang cukup berbahaya dan tidak ada orang untuk dimintai tolong, maka solusinya yaitu meminta pertolongan menggunakan smartphone. Gunakan fitur speed dial agar Anda bisa menghubungi teman atau keluarga dengan cepat.

Pastikan smartphone selalu dalam keadaan siap digunakan dan tidak kehabisan baterai. Jangan lupa untuk mengisi pulsa atau kuota. Sebisa mungkin gunakan kartu provider yang memiliki jangkauan sinyal yang luas dan stabil. Dengan begitu, Anda bisa dengan mudah meminta pertolongan dalam keadaan darurat.

7. Bawa Alat Pertahanan Diri

Apabila Anda berada dalam keadaan darurat dan terpaksa berhadapan dengan seorang penjahat, maka jaga diri semaksimal mungkin. Bawalah alat pertahanan diri seperti semprotan merica, stun gun, atau peralatan lain dengan fungsi serupa.

Peran Sekolah dan Keluarga dalam Mencegah Klitih

Sosiolog kriminalitas bernama Suprapto yang berasal dari Universitas Gadjah Mada menyatakan bahwa ada hal-hal mengkhawatirkan di balik fenomena klitih di Jogja. Oleh karena itu, diperlukan peran sekolah dan keluarga untuk mencegah klitih. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini;

1. Menciptakan Lingkungan yang Nyaman

Salah satu penyebab terjadinya klitih yaitu karena rendahnya rasa keterikatan terhadap keluarga dan sekolah. Oleh karena itu, lembaga sosial dasar seperti sekolah dan keluarga memiliki peran penting dalam membantu meminimalisir perilaku klitih.

Menurut Suprapto, caranya yaitu dengan memenuhi fungsi sosialisasi norma, nilai, budaya, serta memberikan perlindungan bagi pelajar. Keluarga dan sekolah harus mampu mendukung siswa yang mendapatkan perlakuan tidak baik dari pihak lain.

2. Memperhatikan Pergaulan dan Aktivitas Anak

Orang tua harus selalu memperhatikan pergaulan dan aktivitas anak-anaknya saat beranjak dewasa. Sebab, seorang anak yang tidak memiliki pemahaman dan pengertian akan lebih mudah terbawa arus pergaulan yang tidak sehat.

3. Menyediakan Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah

Lembaga pendidikan juga memiliki peran yang tidak kalah penting dalam mencegah klitih. Salah satunya yaitu dengan menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat. Kegiatan ini dapat mengisi waktu luang para siswa.

Ia juga mengingatkan bahwa kegiatan sepulang sekolah sebaiknya dilakukan sepenuhnya di area sekolah. Dengan begitu, siswa tidak menghabiskan waktu di luar rumah dan di luar jam sekolah dengan alasan kegiatan ekstrakurikuler.

4. Membentuk Pokja Sekolah

Pembentukan pokja atau kelompok kerja di sekolah juga penting untuk menangani perilaku klitih. Keberadaan pokja penanganan klitih dapat menjadi wadah bagi siswa yang membutuhkan perlindungan atau melaporkan kasus klitih yang diketahuinya.

Kumpulan Berita Klitih di Jogja

Fenomena klitih, yang merujuk pada aksi kekerasan jalanan oleh kelompok remaja, telah menjadi perhatian serius di Yogyakarta. Berikut adalah kumpulan berita terbaru tentang fenomena klitih di Jogja.

1. Insiden Brutal di Jalan Solo (Januari 2022)

Pada awal Januari 2022, sebuah insiden klitih terjadi di Jalan Solo, Yogyakarta. Seorang pemuda berusia 18 tahun diserang oleh sekelompok remaja menggunakan senjata tajam saat melintas menggunakan sepeda motor. Korban klitih mengalami luka yang serius sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Insiden ini memicu kemarahan warga setempat sehingga menuntut pihak berwenang untuk mengambil tindakan tegas.

2. Klitih di Sekitar Kampus (Mei 2023)

Pada Mei 2023, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada menjadi korban klitih di sekitar kampus. Saat berjalan pulang pada malam hari, ia diserang oleh sekelompok remaja yang tidak dikenal. Insiden ini menimbulkan ketakutan di kalangan mahasiswa dan mendorong universitas untuk meningkatkan keamanan di sekitar kampus.

3. Penangkapan Geng Klitih di Bantul (November 2023)

Pada November 2023, polisi berhasil menangkap sebuah geng klitih yang sering beroperasi di wilayah Bantul. Penangkapan ini dilakukan setelah serangkaian penyelidikan dan laporan dari masyarakat. Geng tersebut diketahui terlibat dalam beberapa insiden kekerasan yang menyebabkan beberapa korban mengalami luka parah. Penangkapan ini diharapkan dapat mengurangi aktivitas klitih di daerah tersebut.

4. Aksi Klitih di Jalan Parangtritis (Februari 2024)

Pada Februari 2024, seorang pengendara motor menjadi korban klitih di Jalan Parangtritis. Kelompok pelaku mengejar dan menyerang korban dengan senjata tajam, menyebabkan luka serius. Insiden ini menambah daftar panjang kasus klitih yang terjadi di Yogyakarta dan memicu reaksi keras dari masyarakat yang menuntut keamanan lebih baik.

Sekian pembahasan mengenai fenomena klitih di Jogja. Dengan memahami faktor-faktor penyebab dan dampaknya, berbagai pihak dapat mengupayakan usaha untuk memberantas klitih. Dengan begitu, Yogyakarta bisa menjadi kota yang aman dan nyaman bagi seluruh warganya.

Sumber:
 
Terakhir diedit:
Back
Atas.