Seperti yang telah Anda ketahui bahwa jangkrik merupakan salah satu jenis serangga yang bisa ditemukan di berbagai tempat di seluruh dunia. Jenis serangga yang satu ini sangat mudah untuk dikenali berkat bunyinya yang sangat khas di malam hari, jangkrik sendiri pada umumnya sering digunakan sebagai pakan burung dan juga reptil peliharaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang memelihara burung, maka membuat jumlah permintaan jangkrik juga ikut meningkat.
Tingginya jumlah perminttan jangkrik sebagai pakan burung di pasaran yang semakin meningkat tentu saja akan menjadi sebuah kesempatan yang besar bagi Anda untuk bisa memperoleh keuntungan besar dengan melakukan usaha budidaya jangkrik. Jangkrik yang memang hidup di daerah beriklim tropis mendorong banyaknya masyarakat yang ingin melakukan budidaya jangkrik. Selain itu budidaya jangkrik juga tidaklah terlalu rumit bahkan Anda bisa menggunakan kardus sebagai medianya, jika Anda penasaran maka simaklah ulasan berikut ini.
Budidaya Jangkrik di Kardus Bagi Pemula
1. Menyiapkan Media
Langkah pertama yang harus Anda lakukan untuk melakukan budidaya jangkrik adalah dengan menyiapkan media, Anda bisa menggunakan kardus yang berukuran besar yakni minimal berukuran 50 x 60 x 120 cm. Sebaiknya kandang diberi kaki menggunakan kayu di mana setiap kaki diberi mangkuk berisi air garam dengan tujuan untuk menghindari semut masuk ke kandang.
2. Mengawinkan Jangkrik
Perlu Anda ketahui bahwa jangkrik yang akan dikawinkan haruslah berasal dari spesies yang sama, Anda bisa memasukkan jangkrik jantan dan jangkrik betina ke dalam satu kandang dengan perbandingan 2:10. Alangkah baiknya jika kondisi kandang yang Anda gunakan untuk mengawinkan jangkrik dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya di alam di mana Anda bisa memberi dedaunan.
3. Menetaskan Telur
Setelah melalui proses perkawinan, maka indukan jangkrik betina akan menghasilkan telur yang mana telur - telur tersebut akan menetas dalam waktu yang cukup singkat yakni 7 hingga 10 hari setelah masa perkawinan. Anda harus memisahkan telur - telur jangkrik setelah 5 hari sesudah sang induk bertelur, Anda juga harus menjaga kelembapan dengan menyemprotkan air.
4. Pemberian Pakan
Setelah telur menetas, maka Anda harus melakukan pemberian pakan agar anak - anak jangkrik bisa tumbuh dengan cepat. Pada usia 1 hingga 10 hari, Anda bisa memberi pakan berupa voor atau pakan ayam. Setelah anakan jangkrik melewati usia 10 hari, maka Anda bisa memberinya pakan berupa sayuran dan jagung muda, Anda juga bisa memberi pakan ubi dan mentimun.
5. Proses Pemanenan
Tahap terakhir dalam usaha budidaya jangkrik adalah proses pemanenan, perlu Anda ketahui bahwa Anda bisa memanen dua jenis output yakni telur jangkrik serta jangkrik dewasa. Telur jangkrik biasanya memiliki harga yang lebih mahal dibanding jangkrik dewasa, Anda bisa melakukan proses pemanenan setelah usia jangkrik menginjak 30 hari dari masa menetasnya telur.
Saat ini permintaan jangkrik sebagai pakan burung jumlahnya selalu meningkat sehingga Anda bisa memanfaatkannya sebagai peluang untuk melakukan budidaya jangkrik.
Langkah pertama yang harus Anda lakukan untuk melakukan budidaya jangkrik adalah dengan menyiapkan media, Anda bisa menggunakan kardus yang berukuran besar yakni minimal berukuran 50 x 60 x 120 cm. Sebaiknya kandang diberi kaki menggunakan kayu di mana setiap kaki diberi mangkuk berisi air garam dengan tujuan untuk menghindari semut masuk ke kandang.
2. Mengawinkan Jangkrik
Perlu Anda ketahui bahwa jangkrik yang akan dikawinkan haruslah berasal dari spesies yang sama, Anda bisa memasukkan jangkrik jantan dan jangkrik betina ke dalam satu kandang dengan perbandingan 2:10. Alangkah baiknya jika kondisi kandang yang Anda gunakan untuk mengawinkan jangkrik dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya di alam di mana Anda bisa memberi dedaunan.
3. Menetaskan Telur
Setelah melalui proses perkawinan, maka indukan jangkrik betina akan menghasilkan telur yang mana telur - telur tersebut akan menetas dalam waktu yang cukup singkat yakni 7 hingga 10 hari setelah masa perkawinan. Anda harus memisahkan telur - telur jangkrik setelah 5 hari sesudah sang induk bertelur, Anda juga harus menjaga kelembapan dengan menyemprotkan air.
4. Pemberian Pakan
Setelah telur menetas, maka Anda harus melakukan pemberian pakan agar anak - anak jangkrik bisa tumbuh dengan cepat. Pada usia 1 hingga 10 hari, Anda bisa memberi pakan berupa voor atau pakan ayam. Setelah anakan jangkrik melewati usia 10 hari, maka Anda bisa memberinya pakan berupa sayuran dan jagung muda, Anda juga bisa memberi pakan ubi dan mentimun.
5. Proses Pemanenan
Tahap terakhir dalam usaha budidaya jangkrik adalah proses pemanenan, perlu Anda ketahui bahwa Anda bisa memanen dua jenis output yakni telur jangkrik serta jangkrik dewasa. Telur jangkrik biasanya memiliki harga yang lebih mahal dibanding jangkrik dewasa, Anda bisa melakukan proses pemanenan setelah usia jangkrik menginjak 30 hari dari masa menetasnya telur.
Saat ini permintaan jangkrik sebagai pakan burung jumlahnya selalu meningkat sehingga Anda bisa memanfaatkannya sebagai peluang untuk melakukan budidaya jangkrik.