ayudhewe
Bronze 2
Brionesia Jateng-DIY Deklarasikan Anti Narkoba, Hoax dan Diskriminasi SARA
BANTUL - Sebagai upaya menanggulangi penyebaran narkotika di kalangan komunitas mobil, Brionesia Jateng DIY menggelar aksi deklarasi anti narkoba di Pasar Seni Gabusan, Minggu (30/9/2018).
Kegiatan deklarasi tersebut sekaligus dalam rangka perayaan ulang tahun Brionesia Jogja Istimewa (Brijis) yang pertama dengan mengusung tema 'Sedulur Selawase'
dan mengundang perwakilan Brionesia dari wilayah lain seperti Solo, Purwokerto, Semarang, Banyumas, Tegal dan Bandung sebagai tamu undangan.
Dalam deklarasi tersebut ratusan pengguna mobil Honda Brio yang berasal dari komunitas serupa di wilayah Jawa Tengah dan DIY tersebut
melakukan pembacaan deklarasi untuk memerangi narkoba yang disaksikan secara langsung oleh perwakilan BNN Provinsi DIY dan Kabupaten Bantul yang turut hadir dalam deklarasi tersebut.
Dayu Purnama, Perwakilan Brionesia Jogja Istimewa (Brijis) menuturkan deklarasi ini sekaligus menjadi bentuk komitmen
para member untuk memerangi narkoba dari dalam komunitas dan lingkungan masyarakat.
"Menjadi satu dalam komunitas mobil tidak hanya melakukan kumpul-kumpul saja tapi menjadi komunitas yang bermanfaat bagi diri sendiri dan memberi manfaat kepada masyarakat, salah satunya dengan membantu BNN memerangi narkoba," katanya kepada Tribunjogja.com.
Dalam deklarasi tersebut disebutkan lima butir komitmen Brionesia untuk menanggulangi dan memerangi penyebaran narkoba.
Lima butir komitmen dalam dekkarasi berisi tentang kesediaan anggota member untuk mensosialisasikan bahaya narkoba kepada lingkungan keluarga dan masyarakat, bersedia memotivasi,
membantu dan mengajak korban penyalahgunaan narkoba untuk melakukan rehabilitasi, bersedia menginformasikan kepada BNN apabila terjadi indikasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkungan masyarakat,
bersedia bekerjasama membantu tugas BNN dalam rangka pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkungan komunitas dan
lingkungan masyarakat serta bersedia mewujudkan Yogyakarta istimewa tanpa narkoba.
"Kita akan rutin bekerjasama dan aktivitas dengan melakukan diskusi maupun sosialisasi dengan narasumber dari BNN,
dengan begitu pengetahuan member tentang indikasi maupun bahaya narkoba bisa lebih baik. Akhirnya para member diharapkan bisa melindungi diri sendiri, keluarga dan masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba," lanjut Dayu.
Selain deklarasi anti Narkoba, Brionesia Jateng DIY juga mendeklarasikan anti hoax dan diskriminasi SARA.
Hal ini, lanjut Dayu, didasari pada keresahan para anggota member terkait hal-hal maupun informasi yang tidak bertanggung jawab yang berpotensi meresahkan khususnya para member dan masyarakat.
Begitu pula dengan diskriminasi SARA yang merajalela akhir-akhir ini, pihaknya yang merupakan komunitas multikultural tak ingin hal semacam itu dapat merusak kesoliditasan member komunitas.
"(Komunitas) Kita gabung dalam grup whatsapp, dari situ mudah sekali bermunculan kabar.
Kita tidak ingin kabar yang tak bertanggung jawab muncul dalam grup dan itu menimbulkan keresahan bagi member maupun masyarakat karena dapat terprovokasi. Kita harus bijak menerima informasi," lanjutnya.
"Kita ingin menjadi contoh bagi komunitas mobil lainnya baik Brionesia maupun yang lainnya untuk mulai sadar dan peduli dengan masyarakat dengan kampanye semacam ini.
Bahaya narkoba sudah mengancam, kita sebagai komunitas hobi harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat untuk mulai memerangi narkoba," pungkas Dayu.
BANTUL - Sebagai upaya menanggulangi penyebaran narkotika di kalangan komunitas mobil, Brionesia Jateng DIY menggelar aksi deklarasi anti narkoba di Pasar Seni Gabusan, Minggu (30/9/2018).
Kegiatan deklarasi tersebut sekaligus dalam rangka perayaan ulang tahun Brionesia Jogja Istimewa (Brijis) yang pertama dengan mengusung tema 'Sedulur Selawase'
dan mengundang perwakilan Brionesia dari wilayah lain seperti Solo, Purwokerto, Semarang, Banyumas, Tegal dan Bandung sebagai tamu undangan.
Dalam deklarasi tersebut ratusan pengguna mobil Honda Brio yang berasal dari komunitas serupa di wilayah Jawa Tengah dan DIY tersebut
melakukan pembacaan deklarasi untuk memerangi narkoba yang disaksikan secara langsung oleh perwakilan BNN Provinsi DIY dan Kabupaten Bantul yang turut hadir dalam deklarasi tersebut.
Dayu Purnama, Perwakilan Brionesia Jogja Istimewa (Brijis) menuturkan deklarasi ini sekaligus menjadi bentuk komitmen
para member untuk memerangi narkoba dari dalam komunitas dan lingkungan masyarakat.
"Menjadi satu dalam komunitas mobil tidak hanya melakukan kumpul-kumpul saja tapi menjadi komunitas yang bermanfaat bagi diri sendiri dan memberi manfaat kepada masyarakat, salah satunya dengan membantu BNN memerangi narkoba," katanya kepada Tribunjogja.com.
Dalam deklarasi tersebut disebutkan lima butir komitmen Brionesia untuk menanggulangi dan memerangi penyebaran narkoba.
Lima butir komitmen dalam dekkarasi berisi tentang kesediaan anggota member untuk mensosialisasikan bahaya narkoba kepada lingkungan keluarga dan masyarakat, bersedia memotivasi,
membantu dan mengajak korban penyalahgunaan narkoba untuk melakukan rehabilitasi, bersedia menginformasikan kepada BNN apabila terjadi indikasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkungan masyarakat,
bersedia bekerjasama membantu tugas BNN dalam rangka pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkungan komunitas dan
lingkungan masyarakat serta bersedia mewujudkan Yogyakarta istimewa tanpa narkoba.
"Kita akan rutin bekerjasama dan aktivitas dengan melakukan diskusi maupun sosialisasi dengan narasumber dari BNN,
dengan begitu pengetahuan member tentang indikasi maupun bahaya narkoba bisa lebih baik. Akhirnya para member diharapkan bisa melindungi diri sendiri, keluarga dan masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba," lanjut Dayu.
Selain deklarasi anti Narkoba, Brionesia Jateng DIY juga mendeklarasikan anti hoax dan diskriminasi SARA.
Hal ini, lanjut Dayu, didasari pada keresahan para anggota member terkait hal-hal maupun informasi yang tidak bertanggung jawab yang berpotensi meresahkan khususnya para member dan masyarakat.
Begitu pula dengan diskriminasi SARA yang merajalela akhir-akhir ini, pihaknya yang merupakan komunitas multikultural tak ingin hal semacam itu dapat merusak kesoliditasan member komunitas.
"(Komunitas) Kita gabung dalam grup whatsapp, dari situ mudah sekali bermunculan kabar.
Kita tidak ingin kabar yang tak bertanggung jawab muncul dalam grup dan itu menimbulkan keresahan bagi member maupun masyarakat karena dapat terprovokasi. Kita harus bijak menerima informasi," lanjutnya.
"Kita ingin menjadi contoh bagi komunitas mobil lainnya baik Brionesia maupun yang lainnya untuk mulai sadar dan peduli dengan masyarakat dengan kampanye semacam ini.
Bahaya narkoba sudah mengancam, kita sebagai komunitas hobi harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat untuk mulai memerangi narkoba," pungkas Dayu.
Terakhir diedit oleh moderator: