5 Tanaman Langka di Jogja yang Sebenarnya Penuh Filosofi, Apa Saja?

Sebagai negara megabiodiversitas, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Tak hanya fauna, berbagai jenis flora juga tumbuh dengan sangat subur di berbagai wilayah di Indonesia. Hanya saja beberapa jenis flora endemik, ada yang kini menjadi tanaman langka di Jogja.

Padahal jenis flora tersebut termasuk tanaman yang punya banyak filosofi di baliknya. Apa sajakah tanaman – tanaman endemik yang kini sudah sangat langka dan susah ditemukan di Jogja?

5 Tanaman Langka di Jogja dengan Filosofinya

Beringin

Sebenarnya saat ini pohon beringin masih bisa ditemukan di area publik Jogja yaitu terdapat di alun – alun utara, dan alun – alun selatan Keraton Yogyakarta.
1707716386211.png

Namun kalau di daerah Jogja lainnya, pohon beringin sudah sangat jarang. Tanaman ini memiliki nama latin Ficus benjamina. Sayangnya, karena sering dianggap sebagai tanaman yang dihuni makhluk gaib, banyak orang memutuskan menebangnya.

Oleh sebab itu, semakin lama pohon beringin pun semakin langka. Padahal tanaman beringin termasuk tanaman yang memiliki filosofi kuat dan mengayomi.

Kepel

Tanaman kepel atau yang memiliki nama latin Stelechocarpus burhanol merupakan tanaman identitas dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Hanya saja sekarang keberadaannya sudah sangat jarang bahkan sulit sekali ditemukan.

Menurut Prof. Dr. Purnomo, MS, guru besar ilmu taksonomi tumbuhan UGM, tanaman kepel memiliki filosofi yang sangat bagus. Bagi masyarakat Jogja, filosofi tanaman ini adalah adiluhung yang berarti melambangkan bersatunya niat di dalam hati dan keutuhan fisik.

Keben

Keben, merupakan tanaman dengan nama latin Baringtonia asiatica, merupakan jenis tanaman khas yang sekarang sudah sangat langka di Jogja.

Dulunya, tanaman ini dapat ditemukan dengan sangat mudah di wilayah Jogja khususnya di sekitar Keraton Yogyakarta. Sekarang, Keben juga masih bisa ditemukan di wilayah Keraton Yogyakarta, akan tetapi kalau di wilayah – wilayah lainnya, Keben sudah sangat sulit ditemukan.

Bagi wilayah Keraton, Keben memiliki filosofi tersendiri. Filosofi Keben yaitu merangkul seluruh pihak untuk menuju kebenaran. Karena itu, Keben berasal dari kata hangrungkebi jejering bebener atau artinya merangkul kebenaran.

Gayam

Pohon gayam merupakan pohon dengan karakteristik kuat dan tinggi yang memiliki nama latin Inocarpus eudulis. Dalam bahasa Jawa, gayam memiliki makna mengayuh.

Terlebih dengan pohon yang karakteristiknya kuat dan tinggi, pohon gayam juga seringkali difilosofikan sebagai simbol meraih cita – cita. Jadi diharapkan, setiap manusia memiliki cita – cita yang tinggi dan memiliki tujuan juga untuk meraihnya.

Sementara filosofi lainnya dari pohon gayam dalam konteks masyarakat Jogja, adalah dianggap sebagai simbol anugerah atau berkah dari sultan karena melambangkan ketentraman dan ketinggian kedudukan.

Oh ya menariknya lagi, gayam memiliki hasil buah yang bisa dimakan dengan cara dikukus atau direbus. Biasanya, orang mengonsumsi gayam dengan dicocol garam.

Tanjung

Tanaman tanjung yang memiliki nama latin Mimuspos elengi merupakan jenis pohon yang diyakini berasal dari dua kata yaitu ta dan jung.

Ta artinya tandha (agama), dan jung artinya ajunjung. Jadi tanjung diartikan sebagai simbol untuk mengingatkan setiap orang agar menjunjung tinggi agama dalam hidupnya karena agama merupakan pusat dari segala ilmu dan tindak – tanduk perilaku manusia.

Jadi, bagaimana? Kalian masyarakat Jogja, ada yang pernah menyaksikan salah satu tanaman di atas atau bahkan masih belum pernah melihat salah satunya? Jadi, tanaman langka di Jogja tersebut perlu dilestarikan jika kalian tidak menginginkannya punah terlalu cepat.
 
Back
Atas.